Kamis, 30 Oktober 2008

Berakhir di Gunung Wilis

SEMULA berniat jadi guru, di separuh jalan Ibrahim Datuk Tan Malaka mengganti cita-cita. Itu bermula ketika ia bersekolah di Rijks Kweekschool, Belanda. Di Kota Haarlem yang nyaris bangkrut ditinggal ratusan pabrik bir yang gulung tikar, ia berkenalan dengan sosialisme. Tapi ia menemukan ”laboratorium”-nya sepulang dari Belanda tatkala menjadi guru anak-anak buruh perkebunan teh Belanda di Deli, Sumatera Utara. Inilah jejak perjuangan Tan Malaka.

HAARLEM, BELANDA Teman-teman dekatnya di sekolah memanggilnya Ieb atau Ipie.

  1. SUMATERA BARAT Tan melanjutkan sekolah ke Rijks Kweekschool, Haarlem, Belanda. Berangkat dari Teluk Bayur, Oktober 1913.
  2. HAARLEM, BELANDA Berkenalan dengan politik.Saat pulang kampung pada November 1919, cita-citanya cuma satu: mengubah nasib bangsa Indonesia.
  3. DELI, SUMATERA UTARA Menjadi guru sekolah rendah di perkebunan teh Belanda. Hengkang ke Semarang pada 1921.
  4. SEMARANG Bergabung dengan Sarekat Islam. Aktif menyatukan gerakan komunis dengan Islam untuk menghadapi imperialisme Belanda. Gara-gara ini, pada 13 Februari 1922 ia ditangkap Belanda di Bandung.
  5. JAKARTA 1 Mei 1922, Tan dibuang ke Amsterdam.
  6. BELANDA Menjadi calon anggota parlemen nomor 3 di Partai Komunis Belanda.
  7. JERMAN Melamar menjadi legiun asing, tapi ditolak. Di Berlin, bertemu Darsono, pentolan Partai Komunis Indonesia.
  8. RUSIA November 1922, mewakili Partai Komunis Indonesia dalam konferensi Komunis Internasional (Komintern) keempat di Moskow. Diangkat sebagai Wakil Komintern untuk Asia Timur di Kanton. Pindah ke sana pada Desember 1923.
  9. KANTON Menerbitkan majalah The Dawn dan menulis buku Naar de Republiek Indonesia pada 1925. Menerima kabar ayahnya meninggal.
  10. FILIPINA Juni 1925 menyelundup ke Manila untuk menyembuhkan sakit paru-parunya. Memakai nama Elias Fuentes, bekerja sebagai koresponden El Debate.
  11. SINGAPURA Awal 1926 masuk Singapura memakai nama Hasan Gozali, orang Mindanao. Menulis buku Massa Actie.
  12. THAILAND Juli 1927 mendirikan Partai Republik Indonesia di Bangkok.
  13. FILIPINAAgustus 1927 ditangkap polisi Filipina. Tengah malam, September 1927, diusir dan dititipkan di kapal Suzanna tujuan Pulau Amoy di Cina.
  14. Pulau Amoy (Xiemen)
  15. SHANGHAIPada 1930 masuk Shanghai dengan menyamar sebagai Ossario, wartawan Filipina untuk majalah Bankers Weekly. Oktober 1932 pindah ke Hong Kong karena pecah perang antara Cina dan Jepang.
  16. HONG KONG Tan tertangkap. Pada Desember dibuang ke Shanghai.
  17. PULAU AMOY Kabur dari kapal. Pada 1936 mendirikan sekolah bahasa Inggris dan Jerman. Ketika Jepang menyerang Amoy setahun kemudian, ia lari ke Burma.
  18. SINGAPURAIa bisa turun di Singapura, ”Namun saya tiada mau memakai kesempatan itu, karena dengan begitu saya akan kehilangan uang US$ 25,” tulis Tan. Ini uang yang diminta nakhoda sebagai jaminan bahwa dia akan turun di Rangoon.
  19. BURMA Tiba di Rangoon pada 31 Agustus 1937. Sebulan di Rangoon, ia kembali ke Singapura.
  20. SINGAPURA Mengajar bahasa Inggris dan matematika di sekolah Tionghoa. Ketika Jepang menyerbu, ia pulang ke Indonesia melalui Penang pada Mei 1942.
  21. PENANG, MALAYSIA Berlayar ke Medan pada 10 Juni 1942 dengan mengaku sebagai Legas Hussein.

PERIODE JAWA

DARI Medan Tan memulai petualangan selanjutnya menuju tanah Jawa hingga akhir hayat.

PADANG Mampir di Padang, mengaku sebagai Ramli Hussein, lalu melanjutkan perjalanan ke Lampung.

JAKARTA Tiba pada Juli 1942, tinggal di daerah Rawajati. Di sini menulis Madilog dan Aslia.

BANTEN Pada 1943 menjadi kerani di pertambangan batu bara di Bayah, Banten, menggunakan nama Ilyas Hussein.

JAKARTA Menggerakkan pemuda menggelar rapat raksasa di Lapangan Ikada (kini kawasan Monas), 19 September 1945.

PURWOKERTO 1 Januari 1946, menggalang kongres Persatuan Perjuangan untuk mengambil alih kekuasaan dari tentara Sekutu.

MADIUNTan dan Sukarni ditangkap di Madiun 17 Maret 1946, karena Persatuan Perjuangan dituduh akan mengkudeta Soekarno-Hatta. Sejak itu, keduanya hidup dari penjara ke penjara di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

MAGELANG Juni 1948, keduanya dipindahkan ke penjara Magelang. Tan menulis Dari Penjara ke Penjara. Pada 16 September 1948 dibebaskan.

YOGYAKARTA Tan dan Sukarni mendirikan Partai Murba, 7 November 1948.

GUNUNG WILIS, KEDIRITentara Republik Indonesia menangkap dan mengeksekusi Tan pada 21 Februari 1949 di desa Selopanggung, karena dituduh melawan Soekarno-Hatta. Kala itu Tan bersama Jenderal Soedirman—yang berjuang di Yogyakarta—sedang melawan agresi Belanda.

SUMATERA BARAT Sebelum ke Belanda ditahbiskan sebagai pemangku adat dengan nama Ibrahim Datuk Tan Malaka.

BEKAS STASIUN SAKETI, BANTEN Stasiun kereta menuju Bayah, tempat Tan menyaksikan ribuan romusha sekarat di bawah tekanan Jepang.

Tidak ada komentar: